RUU APP !!!!!

RUU APP

Dari pertama kali denger tentang RUU APP sebagian dari diri saya gak setuju tp sebagian lagi setuju, karena memang akhir-akhir ini media massa, TV khususnya terkadang rada melewati batas moral.

Pada dasarnya RUU APP itu baik, karena bermaksud membuat batasan2 untuk pekerja seni yang ingin menunjukan karyanya, tetapi karena RUU APP ini banyak di boncengin masalah-masalah lain (i.e inul vs Rhoma) jadinya rada-rada gimana gitu dan jujur saya gak begitu paham ttg RUU APP ini, tp ada satu yang saya pahami yaitu salahnya definisi pornoaksi(lagi menurut saya) dari berita yg saya dapat definisi pornoaksi yg di maksud apabila seseorang melakukan tindakan yg dapat merangsang pikiran kotor.

Saya ambil contoh, hanya dengan senyuman saja pun orang bisa berpikiran kotor klo memang otaknya ngeres, trus misal klo ada cewe pake rok mini trus ada cowok yg liat dan tidak langsung berpikiran kotor, apakah menjadikan cewe ber-rok mini itu bukan pornoaksi, padahal jelas membuka aurat (walo pun menurut saya itu hak cewe itu buat pake rok seksi dan sdh menjadi konsekuensinya klo ada sesuatu yg tejadi)
Belum lagi, yang katanya dengan adanya RUU APP konon akan mengurangi kasus pemerkosaan yang menurut saya gak beralasan, krn klo memang dasar otak ngeres-mah..sapi bisa-bisa di liat seperti cewe bahenol.
Lalu bagaimana? Kalo menurut saya salah satu jalan ya merevisi atu benar-benar menjalankan UU penyiaran. Dalam artian, misalkan ada TV yg sedang menyiarkan goyang Inul (maaf ya mbak Inul ini sekedar contoh) , mbok ya kameranya gak usah nyorot (maaf) bagian pantatnya Inul melulu atau kadang di sinetron pun sering kameranya focus ke bagian (lagi..lagil maaf) dada cewe yg pake baju minimalis
Atau, kalau mau ada pameran foto/lukisan yg half naked to naked, ya buat saja tertutup dalam artian hanya undangan saja yg boleh dateng toh yg di undang adalah orang2 yg menghargai seni.
Seperti kasus Anjasmara, kenapa harus di ributkan pdhal saya yakin gak banyak yg tau tentang foto tersbut karena dari yg saya dengar pamerannya pun untuk kalangan tebatas, tapi karena jd bahan bincangan sana-sini akhirnya ke ekspose lah fotonya….dan menjadi milik publik.
Membuat UU itu gak gampang telebih menyangkut soal seni karena seni tidak bisa di batasin, seni adalah ekspresi jiwa seseorang yang memang sulit untuk di nilai satu pihak.

Sekedar gambaran..Ingat ini bukan kejadian asli di ambil dari forum Indonesia

Berikut ini wawancara imajiner seorang wartawati (W), perempuan muda aktif berumur 20-an dengan Bang Haji Rhoma Irama (R)

W: "Bang Rhoma, menurut anda apa definisi porno aksi itu sih?"
R: "Ya, pornoaksi adalah suatu tindakan atau perilaku porno yang membuat
kita jadi berpikiran kotor!"
W: "Apa konkretnya pikiran kotor itu, Bang?"
R: "Ya..itu pikiran yang ngeres, yang membuat kita jadi 'terangsang' karena
melihat hal2 seperti itu.."
W: "Maksutnya, apanya yg terangsang, Bang..?"
R: (sambil mesam-mesem) "Ya..itulah...You know-lah..itu.."
W: "Ooh...I see.."
"Bisa memberi komentar kenapa Bang Rhoma mengatakan kalo gaya panggung dangdut Inul itu juga pornoaksi?"
R: "Ya..karena Inul itu gerakan 'bokong-nya' memang membuat kita yg lihat jadi berpikir porno.."
W:"Lho, ..masak sih Bang?"
R: "Ya..donk..coba tanya semua penonton terutama yg cowok2 deh.."
W: "Bang, mengapa kalo Bang Rhoma beraksi selalu dengan kemeja bagian atas terbuka..dan keliatan bulu dada Bang Rhoma? "Menurut Bang Rhoma, apa itu juga pornoaksi?"
R: "Hmm..ya jelas bukan dong! Itu bukan pornoaksi.."
W: "Bagaimana kalau saya bilang sama Bang Rhoma karena liat bulu2 dada Bang Rhoma...saya jadi merinding?"Maksut saya...lalu saya jadi berpikiran..hm..yang gimana gitu sama abang..?"
R: (muka merah menahan marah) "Ya kalo gitu..kamu GAK USAH LIAT BULU DADA-SAYA!!
W: "YA Kalo gitu..Bang Rhoma juga NGGAK USAH LIAT BOKONG INUL!"
R: @#%&88888******

klo kata yg di tipi-tipi..sentil sana sentil sini yg di sentil harus bijaksana