My Home
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

My Home

by : yto997
 
IndeksIndeks  player  ytoyto  PortalPortal  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  

 

 Pengalaman Dengan Kakak

Go down 
PengirimMessage
valentino_felix
member
member
valentino_felix


Jumlah posting : 82
Points : 146
Reputation : 4
Join date : 12.08.09
Lokasi : teluk gong

Pengalaman Dengan Kakak Empty
PostSubyek: Pengalaman Dengan Kakak   Pengalaman Dengan Kakak Icon_minitimeThu Aug 20, 2009 12:34 am

Pengalaman Dengan Kakak

Nama saya Asiong, saya bekerja sebagai penjaga toko milik tetangga yang dipercayakan kepada saya. Di sebuah pusat grosir di wilayah Jakarta Barat, saya tinggal bersama dengan kakak saya, Alung, di sebuah rumah kontrakan di daerah Tangerang. Orangtua saya sudah lama bercerai, ayah saya sudah menikah lagi dan tinggal di luar pulau, sementara ibu saya juga sudah menikah lagi dan tinggal di luar negeri. Singkat cerita, saya hanya punya kakak dan demikian pula sebaliknya., kami berdua hanya lulusan SMA, kakak saya bekerja sebagai seorang penjaga toko juga di dareah kota lama Jakarta.

Kisah saya ini dimulai ketika saya baru saja sampai di rumah setelah seharian menjaga toko. Belum juga saya sempat berganti pelaian, telepon bunyi mengaku dari sebuah rumah sakit di daerah kota. Pesannya kakak saya Alung tertabrak truk dan terjatuh dari motornya, warga sekitar langsung membawanya ke rumah sakit itu.

Karena saya tinggal di daerah Tangerang saya baru tiba di rumah sakit itu kurang lebih 1 jam kemudian. Itupun karena hari sudah malam sehingga saya bias memacu sepeda motor saya semaksimal mungkin, yang membuat saya marah adalah ketika saya tiba di sana ternyata kakak saya belum dirawat, masih digeletakkan begitu saja di sebuah tempat tidur beroda dalam keadaan kesakitan dan darah mengucur dari punggungnya. Seorang dokter yang mengaku dokter piket menjelaskan bahwa dokter tidak bias berbuat apa-apa sampai ada keluarga yang datang untuk menandatangani sura-surat. Ternyata bukan surat-surat yang dibutuhkan melainkan uang jaminan sebesar Rp.10.000.000,-

Dengan kesal dan bingung saya mengambil uang di ATM, tetapi rupanya hanya bisa ditarik sebesar Rp 5.000.000 saja. Itupun bagian kasir menolak karena menurut sebuah table yang ditempel di kaca kasir tertulis bahwa jaminan minimal Rp.10.000.000. setelah berdebat selama10 menit saya siperbolehkan membayar uang jaminan Rp.5000.000, dengan menandatangani sebuah surat bermaterai yang berisi bahwa saya akan membayar kekurangannya dalam waktu 1x24jam. Baru setelah itu kakak saya dimasukkan ke ICU.

Belum juga kakak saya menerima perawatan, seorang petugas kembali keluar dan meminta saya membayar biaya perawatan malam itu dengan jumlah sekitar Rp.4.000.000. saya kembali berdebat dengan petugas itu yang kemudian menjelaskan bahwa uang jaminan bukanlah uang perawatan, jadi saya harus membayar uang perawatan itu secara tunai. Dengan kesal akhirnya saya memberanikan diri menelpon tante saya kemudian datang dan menghutangi saya dengan cara menggesekkan kartu kreditnya.

Keesokan harinya, seorang dokter datang dan menyuruh agar kakak saya melakukan pemeriksaan rutin dan X-ray. Taklama kemudian petugas dating dan meminta saya membayar biaya pemeriksaan rutin dan X-ray secara tunai.
Untung pada waktu itu seorang oom sedang menngok dan beliau langsung membayarkan biaya tersebut, meskipun saya sebenarnya tidak enak menerima uang tersebut, harus diakui saya memang amat sangat terbantu.
Saya amat bersyukur memilki saudara-saudara yang sangat memperhatikan kami.

Singkat cerita saya akhirnya membayar Rp.10.000.000 uang jaminan dengan semua kebutuhan perawatan terus-menerus, ditagihkan kepada kami tunai atau perawatan dihentikan.

Yang cukup mengejutkan adalah ketika dokter berkata bahwa perlu dilakukan pembedahan pada salah satu ginjal kakak saya. Rupanya sewaktu dia jatuh dari motor, ginjal kanannya terganggu hingga memerlukan pembedahan.
Biayanya diperkirakan Rp.20.000.000 (meskipun akhirnya yang ditagihkan adalah Rp.26.000.000). saya bersyukur berkat bantuan saudara-saudara jauh semua biaya itu bisa diselesaikan. Saya dan kakak amat berhutang budi pada mereka.

Dirumah sakit itu saya berkenalan dengan seorang pasien juga yang sedang dirawat satu bangsal dengan kakak saya, ironisnya dia juga korban tabrak lari. Namanya Ko Budi yang membuat saya heran, dia tidak ditagih apa-apa dan menurut cerita keluarganya dia tidak membayar uang jaminan, pedahal bukannya saya menghina, kelihatannya keadaan Ko Budi dan keluarganya ini masih di bawah keadaan ekonomi saya dan kakak saya.

Setelah beberapa hari dirawat akhirnya saya tahu rahasia Ko Budi. Dia memiliki auransi dengan fasilitas kartu kesehatan. Bukan hanya tidak perlu membayar uang jaminan, saat keluar dari ruah sakit ternyata dia tidak usah membayar apa-apa, ketika ditanyakan premi yang dibayar Ko Budi sebenarnya masih terjangkau dengan gaji kami sebagai penjaga toko

Setelah kakak saya keluar dari rumah sakit, saya dikenalkan dengan agen asuransi Ko Budi. Saya dijelaskan bahwa ada komplit yang lebih terjangkau lagi, tetapi tidak memakai kartu kesehatan. Saya dan kakak saya tetap memaksa ambil yang pakai kartu kesehatan.
Bukan karena apa-apa, biaya perawatan kakak saya 12 hari di rumah sakit sekitar 60 juta rupiah. Ko Budi biayanya jauh ebih besar dari itu, tetapi biaya yang dia bayarkan hanya hitungan ratusan ribu rupiah saja, yaitu biaya bayar premi bulanan seperti biasa. Lebih hebat lagi, menurut agen itu bila mengikuti program (bayar terus sesuai rencana sampai 10 tahun), maka akan ada tabungan yang terbentuk. Jadi bias dibilang biaya preminya balik modal lagi semua dalam bentuk tabungan

Pendapat saya mungkin orang kaya tidak butuh asuransi karena sudah banyak uang, tetapi untuk orang kecil seperti saya apalagi yang bekerja di bidang informal sebagai penjaga toko, wajib punya asuransi! Kalau tidak, baru tersenggol truk saja sudah merepotkan seuruh keluarga dan menghabiskan tabungan yang ada.
Bagaimana kalau sampai sakit parah.?
Kembali Ke Atas Go down
 
Pengalaman Dengan Kakak
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
My Home :: Prudential :: Cerita Motivasi-
Navigasi: