Agama berdasarkan sejarah, sebenarnya adalah buatan manusia setelah Sang Guru atau nabi wafat. Mereka, para guru dan nabi, adalah orang yang mengajar kebajikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat yang ada saat itu. Mereka tidak mengumumkan kepada masyarakat bahwa mereka membuat suatu agama tertentu.
Dalam pengertian Dhamma, agama adalah pelembagaan Ajaran Sang Buddha ditambah dengan berbagai tradisi yang berasal dari masyarakat tempat Ajaran Sang Buddha itu berkembang. Maksud Ajaran Sang Buddha di sini adalah berbagai uraian yang diajarkan Sang Buddha agar siapapun yang melaksanakan mampu melenyapkan ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Sedangkan tradisi adalah tata cara ritual yang disesuaikan dengan kondisi atau kebudayaan setempat.
Sedangkan manusia perlu beragama karena masa hidup manusia yang relatif cukup singkat. Katakanlah usia manusia saat ini rata-rata 75 tahun. Apabila ia harus belajar dan mencoba sendiri berbagai sistem kebajikan, maka mungkin usia yang ia miliki tidak mencukupi untuk mencapai hasil maksimal. Dengan mengikuti suatu agama yang sudah ada, manusia akan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk melaksanakan dan membuktikan kecocokan suatu agama. Ia lebih cepat mendapatkan pedoman hidup yang langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga ia menjadi orang yang lebih baik dalam perilaku, ucapan maupun cara berpikir.